Selasa, 27 November 2018

BANYUWANGI FESTIVAL; Stategi Pengembangan Pariwisata

Peta Administrasi Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa, selama ini sebagai kabupaten yang cukup terisolir dan tidak terlalu berkembang. Banyuwangi karena  berkembang lambat, berdampak pada pendapatan masyarakat yang rendah dan susahnya lapangan pekerjaan di sini.  Berdasarkan data statistik tahun 2010 angka kemiskinan Banyuwangi sebesar 21 %  merupakan angka tertinggi di provinsi jawa timur dan Anka penganguran terbuka sebesar 6 % dari totak jumlah penduduk 1,5 juta lebih.

Sebelum masa kepemimpinan bupati Anas,   pesona kabupaten Banyuwangi seakan terkubur oleh daya tarik kedua kota besar yang selalu menjadi tujuan wisata kota Bali maupun kota Surabaya. Kondisi ini di perparah dengan image Banyuwangi sebagai kota santet, dengan image yang jelek tidak memberikan rasa aman kepada para pelancong yang akan mengunjungi Banyuwangi. Dengan kondisi demikian, perkembangan wilayah menjadi terhambat terutama di sektor pariwisata.

Hal ini tergambambar dari kondisi real yang terjadi di kabupaten Banywangi,  selama ini hanya menjadi kota transit bagi para pelancong yang akan ke Surabaya atau ke Bali. Kondisi ini bisa tergambar dari angka kunjungan wisatawan ke Banyuwangi yang cukup rendah, dimana sebelum tahun 2010 angka kunjungan wisatawan baik nasional maupun mancara negara hanya berkitar sekitar 45,000 orang/tahun.

Cerita tersebut berahir sejak kabupaten Banyuwangi di pimpin bupati Abdullah Azhar Anas atau yang di kenal dengan Anas. Setelah terpilih dan di lantik sebagai bupati pada bulan oktober tahun 2010, banyak inovasi dan terobosan yang di buat oleh bupati anas untuk mengejar ketetingalan yang di alamai oleh banyuwangi. Bupati Anas, merupakan pemimpin muda yang cerdas dengan gaya yang gesit, transapatan dan teliti banyak merubah wajah banyuwangi kini menjadi salah satu kota yang maju di pulau jawa dan saat ini menjadi kota tujuan wisata baru di Indonesia.

Salah satu terobosan yang di buat di oleh bupati Anas untuk mendorong pengembangan sektor wisata berbasis masyarakat dan alam (ekowisata) adalah dengan rutin setiap tahun mengelar fertival-festival yang tersebar di seluruh kabupaten banyuwangi sesuai dengan potensi yang dimiliki.  Festival-festival tersebut di buat untuk  mengangkat berbagai potensi lokal yang di miliki seperti budaya, tari, alam, hasil pertanian, ukm dan berbagai macam jenis lainnya yang  selama ini tidak diperhatikan dengan baik. Dengan festival yang dilakukan teratur setiap tahun dan melibatkan seluruh masyarakat banyuwangi dapat mengangkat nilai produk lokal menjadi bernilai tinggi.

Menyadari wilayah nya yang cukup terisolir maka bergai kegiatan yang di buat oleh Banyuwangi memanfaatkan teknologi informasi sehingga penyebaran informasi tentang Banyuwangi berkembang begitu cepat. Untuk mendukung pengembangan pariwisata bupati Anas membangun 1000 free wifi, membangun 1000 lebih home stay, melatih sdm masyarakat desa dengan pengembangan ekonomi digital, melatih pemuda desa dengan program kursus bahasa inggris gratis dan masih masih banyak inovasi yang lain.

Festival yang dibuat setiap tahun, saat ini sebagai motor pengerak pariwisata di Banyuwangi. Pada awal festival sekitar tahun 2012, hanya ada 20 setival yang di selengarakan oleh pemda banyuwangi. Penyelengaraan festival setiap tahun bertambah dengan tema yang beragam, sampai pada tahun 2018 sekitar 80 festival yang di buat di seluruh kabupaten banyuwangi dari bulan januari sampai desember. Kota banyuwangi saat ini bisa dikenal dengan kota festival karena tiada bulan tanpa acara festival .

Festival-festival yang telah di buat tersebut saat ini sudah menjadi kelender resmi pariwisata di Indonesia. Banyak wisatawan baik Nasiona maupun internasional selalu menyempatkan diri datang ke Banyuwangi.

Berbagi festival yang di buat, banyak memberikan manfaat untuk kabupaten Banyuwangi. Citra kota Banyuwangi sebagi kota santet telah berubah menjadi kota pariwisata di Dunia. Terbukti tahun 2017 kabupaten banyuwangi meraih penghargaan pariwisata terbaik dunia dari PBB dalam ajang United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Awards for Excellence and Innovation in Tourism ke-12 yang berlangsung di madrid spanyol. Juara Dunia Pariwisata

Dengan festival yang teratur yang di selengarakan oleh pemda banyuwangi, telah memberikan dampak positif bagi perkembangan wilayah dan masyarakat banyuwangi. terbuki dengan angka kunjungan wisatawan yang terus bertambah setiap tahun, dimana pada tahun 2018 angka kunjungan wisatawan ke banyuwangi sudah mencapai angka 5 juta pengunjung.

Idustri wisata yang terus berkembang dapat memberikan dampak pada meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat banyuwangi dari 20 juta/orang/tahun menjadi 40 juta/orang/tahun. Dengan pendapatan perkapita masyarakat yang naik, berdampak pada menurunnya angka kemiskinan di kabupaten banyuwangi dari 21% di tahun 2010 menjadi 8% di tahun 2017.Angka Kemiskinan yang turun

Perubahan yang sangat drastis yang terjadi di wilayah kabupaten banyuwangi di masa kepemimpinan bupati Anas. Sebagai daerah yang telah berhasil mengembangkan pariwisatanya menjadi icon baru di Indonesia, layak untuk di jadikan rujukan dalam proses pembelajaran bagi wilayah lain di Indonesia.

Untuk wilayah lain di Indonesia, yang merencanakan untuk mengembangkan sektor pariwisata sebagai pengerak pembangunan di wilayah nya. Kabupaten banyuwangi sebagai contoh yang baik, datang dan belajar di banyuwangi bagaimana stategi mereka mengembangkan pariwisata di wilayah nya. karena kabupaten Banyuwangi saat ini berhasil mengembangkan sektor pariwisata dalam jangka waktu yang relative pendek hanya 5 tahun dari kondisi yang tidak ada menjadi lebih icon baru di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar